translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
klik lalu pilih negara bahasa kamu

Tuesday, February 22, 2011

Dekapan Ukhuwah

Bismillah…

Akhina.. mendalami agungnya cerita para sahabat yang terlingkar dalam dekapan ukhuwah, membuatku banyak menerawang semua kisah yang mungkin sangat tak berbekas dibanding mereka..

Hanya saja, cerita-cerita sederhana itu, seperti menjadi kenangan-kenangan yang akan selalu membuat saya berkata ke dalam diri.. “bahwa dalam dekapan ukhuwah, kutemukan jalan cinta untuk Yang Maha Cinta..” Sejatinya, ia bukan hanya sekedar membuatku lapang dalam sempit, atau merasa sangat antusias meski lelah, lebih dari itu semua, dalam dekapan ukhuwah mengajarkan kepadaku untuk lebih memahami bahwa persaudaraan yang kokoh berdiri adalah jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita.. “Akankah kita mampu bertahan ?”…

Dalam dekapan ukhuwah akhina… Kudo’akan kita masih Istiqomah, kita tak mau kalah untuk berkeringat, kita tak mau resah untuk sebuah pekerjaan yang terasa berat..

Dalam dekapan ukhuwah akhina.. Kutitipkan semua kekuatan yang mungkin aku punya dan kau tak punya, agar ia terbang bersama, kemudian kita mampu saling bertukar semangat…

Dalam dekapan ukhuwah akhina.. Kukirimkan setumpuk harap yang sederhana, namun berharap ia mampu saling menguati, kalimat sederhana ini hanyalah catatan-catatan bagi cerita perjalanan kita yang tak banyak diketahui orang selain diri kita, Allah dan orang-orang yang ikhlas bersama-Nya..

Dalam dekapan ukhuwah akhina… Kutanamkan ikhlas sebagai pedoman, kusemai iman sebagai kekuatan, dan kusuburkan keyakinan sebagai jawaban dari setiap persoalan.. Seperti hamparan kisah Hajar dengan keyakinannya pada Allah, seperti tumpukan rasa yakin Yunus as dalam do’a-do’a penuh penghambaannya.. Semuanya akhina, ikhlas, iman, dan keyakinan yang kokoh mengakar dalam diri kita yang akan membuat kita memahami kenapa Sayyid Qutb tersenyum tenang menjelang syahid, kenapa Yusuf Qardhawi dengan tenang melanjutkan syuro ketika masih dalam keadaan lapar, atau ketika para pendahulu dakwah ini berlelah-lelah untuk sekedar menyampaikan kalimat-kalimat tausyiah bagi para pejuang yang haus akan cinta-Nya..

Dalam dekapan ukhuwah akhina.. Kusadari, bahwa setiap perjuangan bukanlah hal yang mudah. Ia meleburkan semua kebahagiaan, menghapus semua sifat pengandaian kita, menghujam dan menusuk semua sifat kemalasan kita, hanya saja, disetiap akhir cerita yang panjang dan menguras tenaga ini, Allah selalu menggantinya dengan kebahagiaan yang merasuk, kenyamanan yang membumi, hingga getar-getar cinta yang agung dan merambat di dalam jiwa-jiwa kita agar selalu tunduk pada-Nya..

Dalam dekapan ukhuwah akhina.. Kupelajari satu yang tak pernah kudapat dari yang lain. Bahwa bekerja bukan hanya berarti melakukan apa-apa yang kita cintai. Namun bekerja, juga merupakan terjemahan dari berlelah-lelah bagi apa yang kita tidak sukai, bahkan sekalipun itu menyangkut dengan kenyamanan hidup kita. Maka karena kita telah berani untuk bersumpah dan bekerja bersama-Nya, jadilah hati dan jiwa kita takkan pernah habis di isi kekuatan oleh-Nya untuk bergerak, takkan pernah habis diisi dengan mata air segar yang selalu memancarkan kebaikan dalam episode-episode hari kita.. Dalam dekapan ukhuwah akhina.. Aku belajar semuanya…


Akhina…

Aku, kamu dan kita semua, pernah merasa tak layak untuk sekedar berjuang dalam dekapan ukhuwah.. Mungkin karena kurangnya ilmu, kurangnya amal dan kurangnya iman di dalam diri.. Namun, karena dalam dekapan ukhuwah telah menawarkan sejuta cinta yang menggetarkan untuk-Nya, maka karena-Nya, aku akan terus bertahan, terus meretas jalan perjuangan, dan terus berlelah-lelah untuk menggapai kemenangan.. Dalam dekapan ukhuwah akhina.. berharap semuanya juga mampu kita rasakan dan kita amalkan..

Akhina..

Diakhir tulisan ini aku berharap, akhir dari dalam dekapan ukhuwah kita, bermuara pada telaga kautsar yang disampingnya telah ditunggu oleh Sang Lelaki Mulia, Nabi Muhammad saw.

No comments:

Post a Comment